Kamis, 17 Agustus 2017
Kisah seorang petani
kisah seorang petani,
hidup dan berjuang di suatu negeri,
yang kerja keras petang dan pagi,
menggantung harap mengais rezeki.
Tanah yang subur luas membentang,
siap digarap pagi dan petang,
tinggal diri siap ditantang,
tuk hidup mulia masa mendatang.
II
Di pagi hari setelah fajar,
bergegas diri pergi keluar,
menuju sawah dan ladang lebar,
tuk kais rezeki yang masih tersebar.
Ketika padi mulai dibenih,
didalam hati berdoa lirih,
bibir bergetar sambil merintih,
berharap Tuhan memberi lebih.
Padi pun tumbuh senangkan hati,
luas menghijau menyimpan arti,
subur sungguh tumbuhnya padi,
panen berlipat sudah menanti.
III
Tatkala padi mulai berbuah,
harap dihati makin membuncah,
terbayang untuk anak sekolah,
atau mengaji bekal ibadah.
Tapi terkadang harapan musnah,
hama menyerang padi pun hampa,
buahnya banyak isinya tiada,
saat dikupas banyaklah remah.
Pupuk dibeli harganya mahal,
karena pintarnya pedagang nakal,
belumlah lagi pinjaman modal,
harus dibayar berlipat pangkal.
IV
Belumlah lagi saat dijual,
harga gabah tak pernah mahal,
dijual banyak berkuwintal-kuwintal,
tak cukup untuk pulangkan modal.
Kadang diri berputus asa,
biaya dan tenaga luar biasa,
tapi ternyata panen semasa,
tuk makan keluarga saja tak bisa.
Apalah lagi masanya kini,
bertani padi tak dihargai,
dianggap rendah bagaikan daki,
derajatnya setara dengan kuli.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar